Liem Swie King
Pahlawan Bulutangkis Indonesia
Liem Swie King, pahlawan bulutangkis Indonesia, lahir di Kudus, 28 Februari
1956. Dia legendaris bulutangkis Indonesia setelah Rudy Hartono. Dia telah
puluhan kali mengharumkan nama Indonesia di pentas bulutangkis dunia. Ia
terkenal dengan pukulan jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Putera Sampoerna
Penjemput Pasar Masa Depan
Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis Indonesia dengan menjual seluruh
saham keluarganya di PT HM Sampoerna senilai Rp18,5 triliun, pada saat
kinerjanya baik. CEO Sampoerna Strategic, putra Liem Swie Ling (Aga Sampoerna)
itu tampaknya ingin menjemput pasar masa depan.
Soeryo Goeritno
Pengusaha di Balik Tinju
Dia berpenampilan unik sekaligus nyentrik. Bicaranya lugas. Sepintas tidak
banyak orang menduga bahwa Soeryo Goeritno seorang pengusaha yang rela
mengeluarkan uang Rp 1,5 miliar dari koceknya untuk menggelar sebuah
pertandingan tinju. Dia memang seorang pecinta olahraga tinju.
Tommy Winata
Bos Grup Artha Graha
Tomy Winata (TW) alias Oe Suat Hong, kelahiran Pontianak, 1958, seorang
pengusaha sukses yang dikenal akrab dengan militer. TW, seorang yang ulet,
memulai usaha dari bawah, sejak remaja. Maklum, dia yatim-piatu, miskin. Tapi
kini, sukses membangun imperium bisnis di bawah Grup Artha Graha.
Anthony Salim
CEO Salim Group Generasi Kedua
Anthony Salim alias Liem Hong Sien, CEO Group Salim (generasi kedua) terpilih
sebagai salah seorang 10 Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Warta
Ekonomi. Dia dinilai berhasil membangun kembali kerajaan bisnis Salim Group,
setelah sempat mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi 1998.
Runi Palar
Ikon Generasi Baru Perak Indonesia
Rni Palar, bernama lengkap Sotjawaruni Kumala Palar lahir di Pujokusuman,
Yogyakarta 26 Mei 1946. Dia dapat disebut sebagai ikon generasi baru disainer
perak Indonesia. Memulai karier sebagai disainer perhiasan perak dan emas pada
1968. Dia membuat perhiasan dalam gaya yang lebih modern.
Boenjamin Setiawan
Pendiri PT Kalbe Farma Tbk
Pendiri dan Komisaris Utama PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan yang akrab
dipanggil Dr. Boen dedikasinya bagi kemajuan industri farmasi nasional tak
diragukan lagi. Di tangan Boen, perusahaan sekelas garasi “disulap” menjadi
grup farmasi terbesar di Tanah Air: PT Kalbe Farma Tbk.
Rudy Wanandi
Bahagia dengan Asuransi
Banyak suka duka yang dialaminya selama 30 tahun lebih mengelola bisnis
asuransi yang unik dengan persaingan sangat keras. Bahkan lebih keras dari
bank. Banyak teman yang mengajaknya berbisnis di sektor lain. Namun selalu dia
tolak. Karena dia sudah cinta dengan asuransi.
Sudhamek AWS
CEO Garudafood Group
CEO Garudafood Group, ini terpilih sebagai “CEO Idaman 2005” versi Warta
Ekonomi. Sebelumnya, Ketua Umum MBI kelahiran Rembang 20 Maret 1956, ini
terpilih sebagai Entrepreneur of the Year (EoY) 2004 versi Ernst & Young.
Dia pun menjadi salah satu dari 34 peserta kontes World Entrepreneur of the
Year (WEOY) 2005 di Monte Carlo, Monaco 28 Mei 2005.
Rusdi Kirana
Pelopor Penerbangan Murah
Presdir Lion Air ini adalah pelopor penerbangan berbiaya murah (low cost
carrier) di Indonesia. Gebrakannya meruntuhkan stereotip sebelumnya bahwa hanya
orang kaya yang bisa naik pesawat. Hadirnya Lion Air dengan jargon We Make
People Fly, membuat siapa saja kini bisa naik pesawat.
Hary Tanoesoedibjo
Raja Muda Bisnis Multimedia
Hary Tanoesoedibjo, Presdir PT Bimantara Citra Tbk dinobatkan Warta Ekonomi
sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005. Disebut, tidak
banyak orang yang sukses dalam industri media elektronik maupun cetak. Salah
satunya adalah Hary Tanoesoedibjo. Tak heran bila kemudian dia dijuluki
"Raja Muda Bisnis Multimedia".
Trihatma Kusuma Haliman
Pemilik Grup Agung Podomoro
Trihatma Kusuma Haliman, Pemilik Grup Agung Podomoro yang mengelola 27 proyek
properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi
Rp15 triliun. Pengusaha yang sudah berbisnis perumahan dan konstruksi sejak
1970, ini dulu sering disebut sebagai raja apartemen, tetapi kini dia telah
masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan.
Rahmat Gobel
Generasi Kedua National Gobel
Sebagai pemegang kendali perusahaan eletronik nasional terbesar, namanya tak
asing. Ia generasi kedua National Gobel. Kepiawaiannya mengem-bangkan industri
elektronik, didukung tenaga-tenaga ahli pilihannya dari dalam maupun luar
negeri mampu menghasilkan produk elektronik kebanggaan Indonesia.
Sudono Salim (Liem Sioe Liong)
Pernah Orang Terkaya Asia
Pengusaha Sudono Salim (Liem Sioe Liong), sempat menduduki peringkat sebagai
orang terkaya di Indonesia dan Asia. Bahkan, konglome-rat yang dekat dengan
mantan Presiden Soeharto, ini sempat masuk daftar 100 terkaya dunia. Setelah
krisis ekonomi dan reformasi politik, kekayaannya menurun.
Hasjim Ning
Beranjak dari Tukang Cuci Mobil
Lahir dan dibesarkan di Nipah, Padang, 22 Agustus 1916. Di ibukota Sumatera
Barat itu juga dia mengecap pendidikan SD Adabiah (1929) dan MULO (1933).
Kemudian, 1937, Hasjim Ning, hijrah ke Jakarta. Dia jadi tukang cuci mobil. Dua
tahun kemudian, dia sudah dipercaya menjadi perwakilan NV Velodrome Motorcars
di Tanjungkarang, Lampung.
Dr. Mochtar Riady
Filsuf Bisnis Keuangan
Dia dijuluki sebagai The Magic Man of Bank Marketing. Chairman Group Lippo ini
digelari seorang filsuf bisnis jasa keuangan yang kaya ide dan solusi mengatasi
masalah. Konglomerat yang visioner dan sarat dengan filosofi bisnis. Dia pantas
menjadi panutan bagi para pengusaha dan siapa saja yang ingin belajar dari
pengalaman orang lain.
Raam Jethmal Punjabi
Raja Penjual Mimpi Bertangan Dingin
Perjuangannya dimulai dari titik nol. Dia raja sinetron penjual mimpi bertangan
dingin. Dipuji sebagai penyelamat industri film Indonesia, di sisi lain
dianggap menjual mimpi. Tapi ia konsisten dengan apa yang dikerjakannya. Kota
Pahlawan memberinya banyak kenangan dan inspirasi untuk meraih sukses.
Bob Sadino
Pengusaha Berdinas Celana Pendek
Pria berpakaian ''dinas'' celana pendek jin dan kemeja lengan pendek yang
ujungnya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang
memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga
wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket), ini mantan
sopir taksi dan karyawan Unilever.
Bob Hasan
Si Raja Kayu dan Atletik
Nasib mujur masih berpihak pada Bob ‘Raja Kayu’ Hasan. Masa pengucilannya di
penjara yang terkenal seram, LP Batu Nusakambangan, dipersingkat dari enam
tahun menjadi tiga tahun. Karena berkelakuan baik, Bob diberi pembebasan
bersyarat. Di balik terali besi, Bob menjadi motor penggerak para napi berkarya
kerajinan batu mulia.
Martha Tilaar
Sariayu Bermula dari Grasi
Dia menjalani hidup dengan penuh keajaiban kuasa Tuhan. Pernah 'divonis'
mandul, namun kemudian melahirkan anak pertama di usia 42 setelah 16 tahun
menikah. Dia pun membangun Martha Tilaar Group, bermula dari grasi rumah
ayahnya. Dari sebuah salon kecantikan sederhana, menjadi imperium industri jamu
dan kosmetika berkelas dunia.
IBRAy Mooryati Soedibyo
Legenda Jamu Indonesia
Dia terus melegenda sebagai pakar dan pelaku industri jamu terkemuka yang
diakui dunia. Warisan tradisional nenek moyang yang hampir terpendam diangkat
ke permukaan. Dalam sentuhan tangan dinginnya jamu merek Mustika Ratu mampu
dipersandingkan bersaing mengunguli obat-obatan klinis (kimiawi) keluaran
industri farmasi.
Abdul Latief
Angkat Harkat Tenaga Kerja
Ia sukses sebagai pengusaha toko serba ada yang menampung banyak tenaga kerja
dan mempromosikan aneka produksi kerajinan rakyat. Di masa kepemimpinannya
sebagai Menteri Tenaga Kerja tahun 1993-1998, UMR dan THR menjadi akrab di
telinga pekerja dan majikan untuk mengangkat harkat kaum buruh.
Prof. DR. KRHT Tarnama Sinambela Kusumonagoro
Anak Bangsa yang Pantang Menyerah
Dia potret anak bangsa yang terkenal gigih, ulet dan pantang menyerah hingga
meraih sukses. Pengusaha, pendiri dan pemilik PT Sumber Batu Group ini, selain
sukses sebagai pengusaha, juga sangat peduli pada pengembangan budaya,
pendidikan dan kerohanian. Putera berdarah Batak ini memperoleh Gelar KRHT dari
Keraton Solo, Surakarta.
Surya Dharma Paloh
Pembawa Suara Masa Depan
Dia publisher terkemuka di negeri ini. Pria berkulit sawo yang selalu
memelihara brewok hitam tebal membalut pipi dan dagu itu seorang orator pembawa
suara masa depan yang selalu bicara berapi-api di hadapan massa. Calon Presiden
melalui Konvensi Partai Golkar ini berkehendak kuat menjemput masa depan bangsa
ini.
Arifin Panigoro
Simbol Kebangkitan Politik Pengusaha
Sebelum Orde Baru tumbang tahun 1998, nama Arifin Panigoro hanya dikenal kalangan
terbatas sebagai pengusaha di bidang perminyakan. Namun, ketika reformasi
tengan “hamil tua” yang ditandai dengan maraknya aksi demonstrasi mahasiswa,
kesadaran politik Arifin bangkit. Ia telah menjadi simbol kebangkitan politik
pengusaha.
Jaya Suprana
Si Multitalent Pencetus Kelirumologi
Jaya Suprana, orang Tionghoa yang besar dalam budaya Jawa. Pria bertubuh tambun
dan berkacamata tebal ini akrab di hadapan publik lewat acara televisi Jaya
Suprana Show di TPI. Pendiri Museum Rekor MURI dan pencetus kelirumologi ini
mempunyai beragam predikat: pengusaha,presenter, penulis, kartunis, dan pemain
piano.
Kisah Sukses Alim Markus, Dari Lampu Teplok, Jadi Raja
Panci
Kisah Sukses Maspion
Sebagian besar ibu rumah tangga
pasti pernah memakai produk Maspion. Namun, tak banyak yang tahu bahwa nama
besar Maspion berawal dari pabrik lampu teplok yang dibesarkan protolan SMP di
sebuah rumah petak 4 x4.
Maspion
dan Alim Markus adalah dua nama
yang tak terpisahkan. Orang kini mengenal Maspion sebagai salah satu kelompok
usaha besar asal Jawa Timur, yang tak hanya berkutat di industri peralatan rumah
tanga, namun juga menjamah perbankan, real estat, hingga properti. Sedangkan
Alim Markus adalah nahkoda dibalik semua kisah sukses itu. Pria
berperawakan sedang ini rela mengorbankan pendidikan dan masa kecilnya saat
mulai berkiprah di dunia bisnis.
Alim Markus dilahirkan 57 tahun
lalu, tepatnya 24 September 1951 di sebuah rumah petak seluas 4×4 meter persegi
di Jalan Kapasan Gang II nomor 22. Karena minimnya ukuran rumah, Alim Markus
yang kini memimpin grup usaha yang terdiri dari 53 perusahaan itu harus hidup
uyel-uyelan dengan ayah, ibu, dan ketiga adiknya.. “<"!--
more -- >Jika salah anggota keluarga buang air kecil, baunya langsung ke
mana-mana,” ujar Alim Markus sambil terkekeh saat ditemui di kantor Maspion
Kembang Jepun, Surabaya, pekan lalu.
Markus muda tak betah terus hidup
susah. Sebagai anak tertua di keluarga, Markus bertekad merubah nasibnya dengan
bekerja sekeras mungkin dan menjadi orang sukses. “Saya nekat
berhenti sekolah sebelum lulus SMP, saya ingin jadi pengusaha sukses dan kuat.
Karena itu saya memilih serius membantu orang tua bekerja dari jam lima pagi
sampai tujuh malam,” tutur pengusaha yang hingga kini menjabat ketua
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim itu.
Markus kemudian mengerahkan
seluruh upayanya membesarkan usaha UD Logam Djawa yang didirikan ayahnya Alim
Husin pada Oktober 1965, di daerah Pecindilan, Surabaya. UD Logam Djawa awalnya
memproduksi lampu teplok. Alim Husin ketika itu sanggup memproduksi 300 lusin
lampu teplok perhari.
Kisah Sukses Maspion
Saat Alim Markus terjun total membantu
bisnis sang ayah, dia masih berumur belia, 15 tahun. Ketika anak seusianya
memuaskan gairah anak muda, Alim Markus menjalani semua aktivitas buruh pabrik.
Mulai dari ngepel lantai sampai menangani pekerjaan staf administrasi, staf
keuangan, dan lain-lain. Markus juga sempat juga terlibat dalam pemasaran.
Dengan sepeda pancal dia berkeliling menjajakan barang ke toko-toko di daerah
Pabean dan Pasar Turi.
Setelah bekerja keras lima tahun
lebih, keluarga Markus mulai memetik hasil dan mulai mancapai sukses. Minat masyarakat
sekitar semakin bertambah, produk dari UD Logam Djawa makin laris. Akhirnya
pada 1972 didirikan Maspion yang berarti Mengajak Anda Selalu Percaya Industri
Olahan Nasional. Pada tahun itu juga, Markus memiliki mobil pertamanya yakni
Holden. Markus juga memboyong keluarganya dari rumah petak ke rumah cukup besar
di kawasan yang lebih elit yakni di Embong Tanjung No. 5, yang dia tinggali
sampai sekarang. Perusahaan pun dipindah ke daerah Gedangan, Sidoarjo. Alim
Husin, yang mulai yakin terhadap kemampuan anak-anaknya, secara perlahan mulai
menarik diri dari panggung. Dan sebagai putra tertua, Alim Markus muda yang
ditunjuk langsung sebagai presiden direktur, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman.
Saudara kandung lainnya Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa
masing-masing didudukan sebagai direktur pengelola.
Kata kolega
Sederhana tetapi berkarakter sehingga banyak orang yang segan dan menjadikannya
panutan.”
Henry J. Gunawan, Presdir PT Surya Inti Permata Tbk
Alim tetap ulet bekerja keras dengan jujur walau dulu banyak pengusaha yang
memakai dana BLBI.”
Erlangga Satriagung, Ketua Kadin Jatim
BIODATA
Nama: Alim Markus
Lahir: Surabaya, 24 September 1951
Jabatan:Presiden Direktur Grup Maspion
Orangtua:Ayah Alim Husin, Ibu Angkasa Rachmawati
Istri: Sriyanti
Anak:Enam Orang
Saudara kandung:Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa
Pendidikan: Kelas 3 SMP tidak selesai
Anak perusahaan : 53
Bidang Usaha : produk kebutuhan rumah tangga, konstruksi, material, dan
industri, property, gedung perkantoran dan mal, dan jasa keuangan
Karyawan : 30.000 orang
Sumber : jawapos
Biografi Bob Sadino - Pengusaha
Sukses Dari Indonesia
Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob,
adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan
peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.
Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek
dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah
keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi
seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah
dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam
perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9
tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di
Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan
hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli
sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan.
Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk
keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah
menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya.
Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan
mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih
pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat
mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang
dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi
berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham,
ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan
istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu
setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing,
karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan
Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun.
Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan
drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah
itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super
market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja
lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya
holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di
Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa
daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi
kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya
sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan,
komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus
selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa
yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk
membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting
tindakan,” kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari
ketidaktahuannya
sehingga ia
langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai
bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai
dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba
canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan
kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan
sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga
Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi
dan kekuatan.
Anak Guru
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan
pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg,
Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri.
Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang,
meninggal dunia ketika Bob berusia 19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia
jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu,
kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya
lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi
berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata
Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan.
Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai
sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras,
”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari
kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi
pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik.
Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung”
shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan,
rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60
sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.
”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah
dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung
Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga
segitu,” kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis
makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya.
Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.
Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz.
Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua
anaknya.
Profil dan
Biodata Bob Sadino
Nama :
Bob Sadino
Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :
Islam
Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)
Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981
Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618
Referensi :
- http://pengusahamuda.wordpress.com/biografi/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.kolom-biografi.blogspot.com
-----------------------------------------------------------------------------------------------